Dalam Konteks Potensi Dan Kerawanan di Lampung
Oleh: Stube HEMAT
Kegiatan Multiplikasi Stube HEMAT bulan Mei 2021 ini dikemas dalam bentuk seminar dua hari, yang melibatkan akademisi, teolog, sosiolog dan aktivis kemasyarakatan yang diikuti 26 peserta, 5 fasilitator dan 1 multiplikator. Seminar pertama (Jumat, 21/05/2021) bertempat di Pondok Diakonia GKSBS Batanghari, Lampung. Seminar dua hari ini diharapkan mampu menolong peserta memetakan potensi dan kelemahan diri, mengenal potensi lingkungan dan kerawanannya, sekaligus bagaimana mengelola kerawanan yang ada sehingga tidak menimbulkan dampak negatif yang besar, baik bagi manusia maupun lingkungan.
Pdt.
Theofilus A.R, multiplikator Stube HEMAT di Lampung membuka dan menyampaikan
pengantar serta tujuan diadakan seminar tersebut. Materi I adalah Analisa
Sosial (Ansos) dibawakan oleh Praja Wiguna, aktifis kemasyarakatan yang
bergelut dengan masalah-masalah sosial. Pendampingannya terbaru berkaitan
dengan pendidikan penghargaan terhadap orang lain dalam masyarakat, bekerjasama
dengan Yabima Indonesia dan Kedutaan Australia di Indonesia. Pertanyaan utama
dalam Ansos adalah: siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan. Ansos
bukan untuk memecahan masalah, melainkan rujukan bagaimana memecahkan masalah.
Ciri khasnya adalah keberpihakan peneliti, melibatkan anggota komunitas, dan
dilakukan terus menerus.
Materi 2 adalah Mengenal Potensi Diri dan Lingkungan, dengan narasumber Sularso, guru Bimbingan Konseling SMAN 1 Batanghari, Lampung Timur, yang setiap hari mengurus anak-anak yang bukan hanya sedang menghadapi masalah, melainkan juga membimbing mereka untuk menemukan diri mereka sendiri baik dalam potensi maupun kelemahan-kelemahan supaya bisa dikelola dengan baik. Ada pertanyaan diawal sesinya “Seberapa cerdaskah Anda? Apa sebenarnya yang menjadi tolak ukur kecerdasan?” Jawaban peserta beraneka ragam dengan berbagai parameter. Menurut Gardner, ada delapan kecerdasan pada diri manusia. Sehingga, pada project spectrum, anak yang memiliki kecenderungan senang kepada musik, akan diberikan pelajaran yang berhubungan dengan musik. Materi diajarkan dengan pendekatan berhubungan musikal. Begitu pula dengan kecerdasan lainnya. Tidak ada label anak cerdas atau tidak cerdas, tetapi semua cerdas pada bidangnya. Lalu, apa saja kedelapan kecerdasan yang ada pada diri manusia? Delapan kecerdasan itu meliputi kecerdasan Linguistik, Logika–matematika, Intrapersonal, Interpersonal, Musikal, Visual-spasial, Kinestetik, dan Naturalis.
Peserta diminta untuk mengenal potensi diri masing-masing dan memikirkan bagaimana cara mengembangkannya. Hal ini penting agar peserta bisa mempersiapkan diri menjawab tantangan zaman sesuai dengan lingkungan di mana mereka hidup dengan mengembangkan potensi dan menanggulangi kerawanan. ***
Komentar
Posting Komentar