Oleh Pdt. Theofilus Agus Rohadi, S.Th
Bersama dengan bidang pemberdayaan perempuan dan forum komunikasi umat beragama di Lampung Timur, program Multiplikasi Stube HEMAT di Lampung mengadakan diskusi (15/09/2020) dengan tema “Apakah nilai-nilai Piil Pasenggiri ini menjadi nilai hidup kaum perempuan di Lampung dan bagaimana penerapannya”. Kegiatan ini dilaksanakan di balai desa Sukadana Lampung Timur. Disampaikan bahwa dalam melaksanakan tugasnya bersama dengan FKUB kabupaten Lampung Timur, bidang pemberdayaan perempuan telah melaksanakan beberapa kegiatan dengan melibatkan perempuan dalam pembangunan Lampung Timur. Namun demikian keterlibatan yang dimaksud belum maksimal seperti yang diharapkan. Beberapa kendala di antaranya adalah: belum maksimalnya kesadaran akan keterlibatan perempuan itu sendiri, belum terlalu terbukannya peluang yang memberi ruang perempuan untuk beraktivitas, dan masih banyaknya penilaian sepihak akan kemampuan perempuan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan besar.
Dalam diskusi selanjutnya (26/09/2020) diikuti 21 peserta dan hadirnya 1 orang nara sumber yakni seorang aktivis perempuan suku asli Lampung yaitu ibu Dra. Mardian Imelda, Stube HEMAT menjadi fasilitator diskusi yang diadakan di Pondok Diakonia GKSBS Batanghari Lampung Timur. Narasumber membuka pemaparannya dengan membahas ciri khas provinsi Lampung yaitu “Siger“ yang merupakan simbolisasi sifat feminin. Pada umumnya, lambang daerah di nusantara bersifat maskulin seperti Jawa Barat dengan Kujang, senjata tradisional masyarakat Sunda, Kalimatan dengan Mandau dan Aceh dengan Rencong. Simbol-simbol itu melambangkan sifat patriotik dan pertahanan wilayah. Siger bukan hanya masalah lambang kejayaan dan kekayaan karena bentuk mahkotanya, melainkan juga mengangkat nilai feminisme. Bagi masyarakat Lampung, perempuan sangat berperan dalam segala kegiatan, khususnya dalam rumah tangga. Di balik kelembutan perempuan, ada kerja keras, ada kemandirian, ada kegigihan, dan lain sebagainya. Meskipun masyarakat Lampung sendiri penganut garis ayah atau patrilineal, figur perempuan merupakan hal penting bagi masyarakat Lampung, yang sekaligus menjadi inspirasi dan pendorong kemajuan pasangan hidupnya.
Dalam pemaparannya Dra. Mardian Imelda
menyampaikan bawa dalam hukum kekerabatan adat Lampung kedudukan anak, meliputi kedudukan anak
dengan orang tuanya yang apabila ia seorang wanita yang telah menikah dan
mengikuti keluarga suaminya, ia disebut sebagai pirul. Kemudian, kedudukan anak dengan mertuanya yang disebut
sebagai anak ngemian. Lalu, kedudukan anak
dengan saudara-saudaranya, antara lain sebagai puwarei
(sesama saudara laki-laki), nakbai (saudara perempuan
dari laki-laki), mehani (saudara laki-laki dari
perempuan), dan kelepah (sesama saudara
perempuan). Dalam hubungan kekerabatan ini status perempuan akan sangat
dihargai dan dilindungi dengan falsafah Piil Pasenggiri, dimana seorang
perempuan perlu diperlakukan dengan baik, di sisi lain perempuan yang terhormat
bagi keluarga kalau ia bisa membawa nama baik keluarganya dengan cara bersikap,
berbicara dan bertindak. Wanita dipersepsikan berperan sangat positif dan
dihargai justru ketika menjadi penegak rumah tangga.
Menurut catatan nara sumber yang
suaminya anggota dewan
di Kota Madya Metro, keterlibatan perempuan dalam partisipasi politik di Lampung masih rendah karena kurang dari 30%. Jumlah keseluruhan kursi DPRD Lampung ada 85, dan baru ada 12
kursi yang
diduduki perempuan. Sebenarnya
dari sistem adat budaya Lampung, perempuan memiliki
kesempatan sama untuk berkiprah di ranah publik, dalam bidang apa pun termasuk politik. Dilihat dari sikap laki-laki Lampung yang
bersikap fleksibel terhadap pilihan perempuan, laki-laki Lampung memposisikan
diri sebagai partner perempuan di area domestik, sehingga bisa meringankan langkah perempuan di ranah
publik.
Dari diskusi ini
diharapkan banyak pihak terlibat dan memiliki perhatian dalam pemberdayaan
perempuan lintas generasi, dan diperkuat
dengan menanamkan nilai Piil Pasenggiri. Perempuan perlu terus didorong untuk mengambil kesempatan yang ada dalam rangka memberikan
kontribusi pembangunan dan pemberdayaan diri.
Komentar
Posting Komentar