Oleh Theofilus Agus Rohadi, S.Th
Sarasehan ini merupakan tindak lanjut dari
kegiatan FGD Piil Pasengiri yang lalu. Sarasehan ini membahas bagaimana nilai-nilai
Pill Pasengiri ini ditanamkan dikalangan generasi muda pelajar dan mahasiswa. Kegiatan
ini melibatkan tokoh adat Lampung yang juga dipercaya oleh pemerintah untuk
mengelola, memelihara, dan menjaga nilai-nilai adat budaya Lampung, juga usaha
yang dilakukan tokoh adat dan pemerintah menyemai nilai-nilai budaya Lampung
agar terus berkelanjutan di bumi Lampung. Kegiatan sarasehan dilaksanakan pada
tanggal 16 Agustus 2020, pukul
14.00-16.00 WIB di Gedung Gereja GKSBS Batanghari atau Pondok Diakonia GKSBS
Batanghari, dan diikuti oleh peserta yang melebihi target yang diharapkan.
Semula ditargetkan 20 peserta menjadi 31 orang dari kalangan mahasiswa 16 orang,
pemuda gereja dan pelajar Pondok
Diakonia 15 orang, plus narasumber dan multiplikator. Hal ini menunjukkan
bahwa ada antusiasme anak muda mendalami nilai-nilai kearifan lokal yang
dimiliki oleh daerah mereka.
Sebagai pembuka acara, Pendeta
Theofilus Agus Rohadi, S.Th, Multiplikator Stube HEMAT di Lampung menyampaikan
tujuan kegiatan sarasehan, dilanjutkan narasumber Syahbudi Yusuf S.H, tokoh
adat Lampung, sekaligus ketua Majelis Penyeimbang Adat Lampung (MPAL) menyampaikan pemaparannya.
Nilai-Nilai Piil Pasenggiri adalah warisan leluhur Lampung yang membuat mereka mampu menjalani kehidupan sejak zaman sebelum kemerdekaan, hingga menjadi bangsa yang merdeka. Nilai ini mendorong seluruh masyarakat Lampung untuk memiliki harga diri di mata orang lain bahkan di mata dunia dengan ikut serta berjuang mencapai kemerdekaan walaupun harus mengorbankan banyak hal. Beberapa poin yang disampaikan, sebagai berikut:
- Sebagai seorang tokoh adat Lampung, melihat perkembangan sekarang ini, ada kekuatiran karena nilai-nilai luhur itu telah tergerus dengan kemajuan zaman, yang mendorong seseorang untuk melakukan apa pun dengan cara apa pun untuk menjadi berhasil dan terhormat.
- Upaya yang dilakukan oleh kalangan tokoh adat dan pemerintah untuk menanamkan nilai-nilai budaya yang luhur itu adalah dengan menggelar pagelaran budaya. Kegiatan ini difasilitasi oleh dinas pendidikan dan kebudayaan di tingkat propinsi, dan kabupaten kota, juga melalui forum-forum pelestarian adat Lampung, dan membangun dialog dengan masyarakat Lampung yang berdomisili di Lampung.
- Mengapresiasi gerakan anak-anak muda, pelajar dan mahasiswa (Stube-HEMAT) yang mau belajar nilai-nilai Piil Pasenggiri yang diyakini akan membuat generasi muda, pelajar, dan mahasiswa untuk kembali kepada kehormatan melalui jalan pekerjaan yang baik dan mulia.
- Mendorong team Stube-HEMAT untuk melibatkan pihak atau lembaga-lembaga lain untuk belajar bersama memahami Piil Pasenggiri, agar kemudian lebih banyak menjangkau dan melakukan perubahan yang akan berdampak besar bagi Lampung.
Kegiatan pembelajaran, sosialisasi harus
terus dilakukan dan mendorong setiap orang yang lahir, tinggal, bekerja di
Lampung meskipun bukan keturunan asli Lampung untuk menanamkan dalam dirinya
bahwa dirinya adalah orang Lampung, yang harus memahami budaya, tradisi dan
kebiasaan masyarakat Lampung sehingga terbangun rasa memiliki dan kecintaan untuk membangun Lampung.***
Komentar
Posting Komentar